My Live My Secret . .

Try to share and dare


Usain Bolt, sprinter asal Jamaika ini benar-benar luar biasa. kenapa tidak, tahun ini dia memecahkan rekor dunia atas namanya sendiri dengan menempus waktu 9,58 detik untuk lari 100 M putra. Bahkan dia sangat percaya diri bisa lebih cepat dari rekor yang ia pecahkan sekarang. Saya jadi terinspirasi dengan semangat di dalam berlari. Jadi teringat sebuah story analogi dalam teknik berlari atletik.


Begini ceritanya, dalam dunia lari atletik, banyak sekali cabang yang diperlombakan. Ada 100 M, ada 200 M, 400 M, dan sebagainya. Namun, cerita kali ini adalah lomba lari 300 M. Pesertanya ada 4 orang yang terdiri dari Lingga, Fajar, Ecky, dan Fajri ( keempat nama diatas hanya pengandaian saja. Bagi yang tidak berkenan silahkan memberi komentarnya)
Perlombaan pun di mulai dengan aba-aba dari wasit lomba, hentakkan "GO!" terlepas dan keempat pelari pun beraksi. Lingga, sosok bersemangat ingin menang langsung memimpin di beberapa meter pertama di ikuti oleh ecky yang lincah diposisi ke dua dilanjutkan fajar di urutan ke tiga dan ke empat. memasuki 100 M pertama, lingga terlihat mulai kelelahan dan seketika fajar mengambil alih posisi pertama dan lingga pun tersalip hingga menempati posisi ke tiga. Fajar merasa bangga dengan posisinya sekarang akan tetapi ecky membuntutinya di belakang dengan semangat yang jauh lebih luar biasa. Memasuki 100 M terakhir, Ecky terlihat semakin cepat dan fajar malah berkurang kecepatannya hingga menjelang finis, Ecky berhasil mendahului fajar dan memenangkan pertandingan sprint 300 M.
Hasil Perlombaan:
Posisi 1: Ecky
Posisi 2: Fajar
posisi 3: Lingga
posisi 4: Fajri

Sungguh Ironi, lingga yang unggul di 100 M pertama ternyata gagal memenangkan perlombaan. Dan tak disangka pula ecky yang perlahan di permulaan justru berhasil meraih kemenangan. Fajri tetap di posisi terakhir karena melihat persiapan yang minim sebelum perlombaan.

Cukup dilematis bukan?
Coba kita intepretasikan perlombaan tersebut adalah 30 hari bulan Ramadhan tahun ini. Ada yang menjadi tradisi masyarakat kita yang bersemangat hanya di awal saja. Contohnya masjid di sekitar rumah, malam pertama saya dapat bagian luar masjid dan Semalam hiruk pikuk sudah jauh berbeda. spontan jumlah jamaah berkurang besar. Ini salah satu dari berbagai analog yang mencerminkan kondisi seperti ini. Apakah anda tipe seperti ini?
Ada juga tipe masyarakat yang sama sekali tidak memiliki semangat dalam menyambut bahkan mengisi bulan Ramadhan. ga puasa, ga tarawih, dan yang dilakukan malah membuat dia kalah dari lainnya. Ini salah satu sebabnya adalah pengetahuan yang minim dalam memaknai Ramadhan itu sendiri. dan hasilnya pun masyarakt seperti ini akan tertinggal dari masyarakat lainnya, tak hanay materi tapi juga ruhiyah. apakah anda seperti ini?
Tipe berikutnya jauh lebih baik dari 2 tipe sebelumnya, tipe kali ini adalah masyarakat yang semangat menyambut dan memeriahkan Ramadhan. Namun, tipe ini analognya adalah pelari bernama Fajar. Dipertengahan ia dalam kondisi puncak akan tetapi menjelang akhir pikirannya terbagi. Artinya, dia sudah tidak memfokuskan diri untuk lebih menyemangati bulan Ramadhan melainkan sibuk mempersiapkan hal-hal dunia menjelang lebaran. Ada yang sibuk beli pakaian, membuat kue, dan lainnya. Hal-hal ini yang membuat dia sedikit lupa dengan tujuannya Ramadhan.
Dan terakhir adalah tipe masyarakat yang menjadi tujuan. Masyarakat yang dalam setiap hari di bulan Ramadhan, semangat, niat, dan kesibukkannya hanya untuk Ramadhan karena ia tau makna yang tersembunyi di bulan Ramadahn itu seperti apa dan senantiasa berfikir bahwa Ramadhan tahun ini bisa menjadi Ramadhan yang terakhir baginya.
Untuk itu, mari kita maksimalkan Ramadhan tahun ini sebagai pemecah rekokr Ramadhan kita sebelumnya, yaitu menjadi lebih baik dan menjadi apa yang di janjikan Allah, Menjadi Manusia yang bertakwa.
" Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan epbuh keimanan dan takwa, niscaya Allah akan mengampuni segala dosanya yang telah lalau."

1 komentar:

ko, udah kadal luar angkasa nich blognya..